Auditing II - Tanggung Jawab Sesudah Audit

Pertimbangan pertama ditujukan pada penyelesaian audit. Prosedur yang dilaksanakan dalam aktivitas ini mempunyai beberapa karakteristik yang berbeda sebagai berikut : (1) prosedur itu tidak bersangkutan dengan siklus transaksi atau akun-akun speifik, (2) prosedur itu dilaksanakan sesudah tanggal neraca, (3) prosedur itu melibatkan banyak pertimbangan subjektif oleh auditor, dan (4) prosedur itu biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau anggota senior lainnya dari tim audit yang mempunyai pengalaman yang luas dengan klien.
Untuk tujuan pembahasan, tanggung jawab auditor dalam menyelesaikan audit dibagi menjadi tiga kategori berikut :
1)      Menyelesaikan pekerjaan lapangan,
2)      Mengevaluasi temuan, dan
3)      Berkomunikasi dengan klien.
Dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan prosedur audit spesifik untuk mendapatkan bukti audit tambahan. Prosedurnya adalah : (a) melakukan review atas peristiwa kemudian, (b) membaca notulen rapat, (c) mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim, dan penilaian, (d) mendapatkan surat representasi klien, dan (e) melaksanakan prosedur analitis.
Auditor mempunyai dua tujuan berikut dalam mengevaluasi temuan-temuan :
(1)   Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan, dan
(2)   Menentukan apakah GASS telah dipenuhi dalam audit.
Komunikasi dengan komite audit membicarakan hal-hal berkenaan dengan (1) pengendalian internal klien dan (2) pelaksanaan audit. Sementara komunikasi dengan manajemen dilakukan melalui surat manajemen.
Tanggung jawab setelah audit (postaudit responsibility) mencakup pertimbangan atas :
·         Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan laporan auditor,
·         Penemuan fakta yang ada, dan
·         Penemuan prosedur yang dihilangkan.
Contoh hal-hal yang mungkin merupakan kondisi yang dapat dilaporkan, yang akan dikelompokkan menurut kategori kondisi dan dalam kategori menurut contoh kondisi spesifik adalah :
ü  Kekurangan dalam perancangan pengendalian internal,
ü  Kelalaian dalam operasi pengendalian internal,
ü  Dan lain-lainnya.

0 komentar:

Auditing II - Audit Internal, Operasional, dan Pemerintahan

Auditing internal adalah aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang independent dan objektif, yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi. Auditing internal membantu organisasi mencapai tujuannya dengan memperkenalkanpendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi serta meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan.
Auditing internal dimulai sebagai fungsi klerikal yang dilakukan oleh satu orang, yang terutama terdiri dari pelaksanaan verifikasi tagihan secara independent sebelum melakukan pembayaran. Setelah bertahun-tahun, auditing internal berevolusi menjadi aktivitas yang sangat professional yang mencakup penilaian atas efisiensi dan efektivitas semua tahap operasi perusahaan, baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan.
IIA telah menetapkan standar praktik yang mengikat para anggotanya. Standar umum yang berkaitan dengan masalah-masalah berikut ini : (a) Indepenensi, (b) Keahlian professional, (c) Ruang lingkup pekerjaan, (d) Pelaksanaan pekerjaan audit, dan (e) Pengelolaan departemen auditing internal.
Auditing operasional adalah suatu proses sistematis yang mengevaluasi efektivitas, efisiensi, dan kehematan operasi organisasi yang berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan kepada orang orang yang tepat hasil-hasil evaluasi tersebut berserta rekomendasi perbaikan.
Jenis-jenis Audit Pemerintah : 1. Audit keuangan (Audit atas laporan keuangan dan Audit terkait yang bersifat keuangan), 2. Audit kinerja (Audit kehematan dan efisiensi dan Audit program). Standar Auditing Pemerintah yang Berlaku Umum (GAGAS) : a. Standar umum, b. Standar pekerjaan lapangan untuk audit keuangan, c. Standar pelaporan untuk audit keuangan.
Tujuan Single Audit Act : a. Memperbaiki pengelolaan keuangan pemerintah Negara bagian dan local serta organisasi nirlaba berkenaan dengan program bantuankeuangan federal, b. Menetapkan persyaratan yang seragam untuk audit atas bantuan keuangan federal yang diberikan kepada pemerintah Negara bagian dan local, c. Mendorong penggunaan sumberdaya audit secara efisien dan efektif, dan d. Memastikan bahwa departemen dan badan federal, hingga ke tingkat maksimum yang memungkinkan, mengandalkan dan memanfaatkan pekerjaan audit yang dilakukan mengikuti persyaratan Single Audit Act.
Ruang lingkup audit yang dilaksanakan dijelaskan dalam Undang-Undang dan OMB Circular A-133, memiliki lima komponen utama, yaitu : (1) Umum, (2) Laporan keuangan, (3) Pengendalian internal, (4) Ketaatan, dan (5) Tindak lanjut audit.

0 komentar:

Auditing II - Jasa Dan Pelaporan Lain

Selama bertahun-tahun akuntan publik telah mendapat reputasi baik dari segi integritas dan obyektivitas. Jasa inti yang dibahas dalam buku ini, yaitu audit atas laporan keuangan menurut GAAP. Secara umum akuntan publik dapat memberikan empat tingkatan keyakinan yang berbeda berkaitan dengan penugasan, yaitu : (1) tingkat keyakinan audit, (2) tingkat keyakinan review, (3) prosedur yang disepakati bersama, dan (4) tidak ada keyakinan.
Standar profesional dasar yang diterbitkan oleh Accounting Standars Board yang berkaitan dengan jasa ini adalah sebagai berikut : a. Statements on Auditing Standards (SAS), b.  Statements on Standards for Attestations Engangements (SSAE), dan c. Statements on Standards for Accounting and Review Services (SSARS).
Laporan khusus adalah laporan yang dihasilkan dari audit atas, atau penerapan prosedur yang disepakati bersama atas, data keuangan historis selain dari laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan GAAP. Laporan khusus auditor mengenai laporan keuangan yang disiapkan atas dasar OCBOA harus berisi empat paragraf, yaitu paragraf pendahulu, paragraf ruang lingkup, paragraf penjelasan, dan paragraf pendapat. Jika akuntan bersangkutan dengan laporan keuangan yang belum diaudit dari entitas publik, maka dia diwajibkan untuk menyatakan dalam laporannya bahwa suatu audit belum dilakukan dan menyertakan penolakan pemberian pendapat.
Penugasan atestasi adalah satu penugasan dimana seorang praktisi (akuntan publik) bertugas untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan mengenai reliabilitas asersi tertulis yang merupakan tanggung jawab pihak lain. Dalam suatu penugasan atestasi, akuntan publik harus memenuhi sebelas standar atestasi umum yang disajikan dalam SSAE 1. Dtandar ini diklasifikasikan menjadi tiga kategori : umum, pekerjaan lapangan, dan pelaporan.
Manajemen telah memutuskan untuk tidak memasukkan hampir semua pengungkapan yang diisyaratkan oleh prisip akuntansi yang berlaku umum. Jika pengungkapan yang tidak dimasukkan itu disertakan dalam laporan keuangan, maka hal itu dapat memengaruhi kesimpulan pemakai tentang posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas perusahaan.
Suatu perubahan merupakan langkah naik bila hal itu mengklasifikasikan tingkat keyakinan yang lebih tinggi daripada yang semula disepakati (misalnya, perubahan dari komplikasi menjadi review atau dari review menjadi audit). Sebaliknya, perubahan penugasan merupakan langkah turun bila tingkat keyakinan yang lebih rendah diminta oleh klien.

0 komentar:

Auditing II - Pelaporan laporan Keuangan yang Telah Diaudit

Untuk memenuhi tanggung jawabnya atas pelaporan, auditor harus (1) mempunyai pemahaman yang mendalam atas keempat standar pelaporan, (2) mengetahui kata-kata yang tepat dalam laporan standar auditor dan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi agar laporan itu dapat diterbitkan, (3) memahami jenis-jenis penyimpangan dari laporan standar serta situasi yang sesuai untuk setiap laporan, dan (4) memahami perimbangan pelaporan lain yang bersifat khusus.
GAAS mencakup empat standar pelaporan yang berlaku umum. Standar ini berkaitan dengan GAAP, konsistensi, pengungkapan yang memadai, dan pernyataan pendapat.
Standar pelaporan pertama menyatakan : “Laporan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum”.
Standar pelaporan yang kedua : ”Laporan yang harus menunjukkan situasi di mana prinsip-prinsip tersebut belum diterapkan secara konsisten selama periode berjalan dalam kaitannya dengan periode sebelumnya.
Standar pelaporan ketiga : ”Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan dianggap cukup memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit”.
Standar pelaporan keempat : “Laporan yang harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, atau asersi yang menjelaskan bahwa suatu pendapat tidak dapat dinyatakan”.
Tergantung pada situasinya, laporan auditor dapat mengambil salah satu dari bentuk-bentuk berikut : (1) laporan standar yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian, (2) laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan tambahan, atau (3) laporan yang menyatakan salah satu dari tiga jenis pendapatan lain – wajar dengan pengecualian, tidak wajar, atau penolakan memberikan pendapat.
Keempat standar audit yang berlaku umum untuk pelaporan dipenuhi dengan menerbitkan suatu laporan auditor dalam bentuk yang sesuai. Meskipun laporan standar diterbitkan dalam sebagian besar audit, namun sejumlah variasi yang terbatas atau penyimpangan dari laporan standar disyaratkan untuk digunakan dalam situasi-situasi tertentu.
Pertimbangan laporan lain membahas tanggung jawab pelaporan berkaitan dengan empat situasi tambahan : (1) pelaporan bila akuntan publik tidak independen, (2) situasi yang berkenaan dengan laporan keuangan komparatif, (3) informasi yang menyertai laporan keuangan yang telah diaudit, dan (4) laporan keuangan yang disiapkan untuk penggunaan di negara lain.

0 komentar:

Akuntansi Manajemen - Manajemen Persediaan

Biaya Persediaan
            Jika persediaan merupakan bahan baku atau barang yang dibeli dari sumber luar, maka biaya yang terkait dengan persediaan tersebut disebut biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Jika bahan baku atau barang diproduksi secara internal, maka biayanya disebut biaya persiapan dan biaya penyimpanan.
Biaya pemesanan adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan menerima pesanan. Biaya persiapan atau penyetelan adalah biaya-biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memproduksi produk atau komponen tertentu. Biaya penyimpanan adalah biaya-biaya untuk menyimpan persediaan. Biaya habisnya persediaan adalah biaya-biaya yang terjadi karena tidak dapat menyediakan produk ketika diminta oleh pelanggan.
Alasan Tradisional Memiliki Persediaan
            Alasan tradisional untuk menyimpan persediaan :
1.      Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dengan biaya penyimpanan.
2.      Untuk memenuhi permintaan pelanggan.
3.      Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat :
a.       Kerusakan mesin
b.      Kerusakan komponen
c.       Tidak tersedianya komponen
4.      Untuk meyangga proses produksi yang tidak dapat diandalkan.
5.      Untuk memanfaatkan diskon.
6.      Untuk menghindari kenaikan harga di masa depan.
Kualitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantity) : Model persediaan Tradisional
Kuantitas pesanan dan Total Biaya Pemesanan dan Penyimpanan. Total biaya pemesanan dan penyimpanan dapat digambarkan melalui persamaan berikut :
                                             TC = PD/Q + CQ/2
                                                   = Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan
di mana TC = Total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
              P    =Biaya menempatkan pesanan dan penerimaan pesanan
              D   = Jumlah permintaan tahunan yang diketahui
              Q   = Jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan
              C   = Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama satu tahun
            Beberapa kuantitas pesanan lainnya mungkin menghasilkan total biaya yang lebih rendah. Tujuannya adalah menentukan kuantitas pesanan yang akan meminimalkan total biaya. Kuantitas pesanan ini disebut kuantitas pesanan ekonomis (EOQ). Model EOQ adalah sebuah contoh dari sistem persediaan yang didorong.
Menghitung EOQ
            Rumus untuk menghitung kuantitas ini dapat dengan mudah diturunkan. Rumusnya adalah :
Q = EOQ = 2PD/C
Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)
            Titik pemesanan kembali adalah titik waktu di mana sebuah pesanan baru harus dilakukan. Hal ini merupakan fungsi dari EOQ, tenggang waktu, dan tingkat di mana persediaan hampir habis. Tenggang waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menerima kuantitas pesanan ekonomis setelah pesanan dilakukan atu persiapan dimulai.
Mengetahui tingkat penggunaan dan tenggang waktu akan memungkinkan kita untuk menghitung titik pemesanan kembali yang memenuhi tujuan berikut :
ROP = Tingkat penggunaan x Tenggang waktu
Ketidakpastian Permintaan dan Titik Pemesanan Kembali. Persediaan pengaman adalah persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan atas fluktuasi permintaan. Persediaan pengaman dihitung melalui perkalian tenggang waktu dengan selisih antara tingkat penggunaan maksimal dan tingkat rata-rata penggunaan. Dengan keberadaan persediaan pengaman, titik pemesanan kembali dihitung sebagai berikut :
ROP = (Tingkat rata-rata penggunaan x Tenggang waktu) + Persediaan pengaman
EOQ dan Manajemen Persediaan
            Pendekatan tradisonal untuk mengelola persediaan telah dikenal sebagai sistem just-in-case. Dalam beberapa situasi, sistem persediaan just-in-case benar-benar sangat tepat. Model EOQ sangat berguna dalam mengidentifikasi pertukaran optimal antara biaya penyimpanan persediaaan dan biaya persiapan. Model EOQ juga berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan ketidakpastian melalui penggunaan persediaan pengaman.
Manajemen Persediaan JIT
            Manufaktur JIT (just-in-time manufacturing) adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem oleh permintaan yang ada, bukan didorong ke dalam suatu sistem pada waktu tertentu berdasarkan permintaan yang diantisipasi.
            Pembelian JIT mensyaratkan para pemasok untuk mengirimkan suku cadang dan bahan baku tepat pada waktunya untuk produksi. Hubungan dengan pemasok adalah hal yang sangat penting. Pasokan suku cadang harus dihubungkan dengan produksi, yang mana berhubungan dengan permintaan.
Karakteristik Dasar JIT
Tata Letak Pabrik. Jenis dan efisiensi tata letak pabrik dikelola secara berbeda dalam proses manufaktur JIT. Dalam pekerjaan secara tradisional dan proses manufaktur secara batch, produk dipindahkan dari satu kelompok mesin yang sama ke kelompok mesin yang lainnya. Sel manufaktur terdiri dari mesin-mesin yang dikelompokkan dalam kumpulan, biasanya dalam bentuk setengah lingkaran.
Pengelompokan dan Pemberdayaan Karyawan. Perbedaan struktural utama lainnya antara organisasi JIT dan tradisional berhubungan pada pengelompokan dan tanggung jawab karyawan. Sebagaimana baru saja ditunjukkan, tiap sel dipandang sebagai suatu pabrik mini.
Total Quality Control. Secara sederhana, JIT tidak dapat diimplementasikan tanpa suatu komitmen pada pengendalian kualitas total. TQC pada intinya adalah suatu pengejaran tanpa henti untuk suatu kualitas sempurna, usaha untuk mendapatkan suatu desain produk dan proses manufaktur tanpa cacat.
Ketelusuran Biaya Overhead. Suatu sistem pembiayaan menggunakan tiga metode untuk membebankan biaya pada produk individual : penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi. Dari ketiga metode, penelusuran langsung adalah yang paling akurat dan, sehingga, lebih disukai daripada dua metode lainnya.
Biaya Persiapan dan Penyimpanan : Pendekatan JIT
            Perbandingan manufaktur JIT dengan tradisional :
JIT
Tradisional
1.      Sistem tarik
2.      Persediaan tidak signifikan
3.      Pemasok kecil
4.      Kontrak pemasok jangka panjang
5.      Struktur selular
6.      Tenaga kerja berkeahlian ganda
7.      Pelayanan terdesentralisasi
8.      Keterlibatan karyawan tinggi
9.      Gaya manajemen memfasilitasi
10.  Pengendalian kualitas total
11.  Dominasi penelusuran langsung (perhitungan biaya produk)
1.      Sistem dorong
2.      Persediaan signifikan
3.      Pemasok besar
4.      Kontrak pemasok jangka pendek
5.      Struktur departemental
6.      Tenaga kerja terspesialisasi
7.      Pelayanan tersentralisasi
8.      Keterlibatan karyawan rendah
9.      Gaya manajemen mengawasi
10.  Tingkat kualitas yang dapat diterima
11.  Dominasi penelusuran penggerak (perhitungan biaya produk)

Kontrak Jangka Panjang, Pengisian Kembali yang Berkelanjutan, Pertukaran Data Elektronik dan JIT II. Dengan pengisian kembali berkelanjutan, pembuat barang mengambil alih fungsi manajemen persediaan pengecer. Pembuat barang memberitahu pengecer kapan dan berapa banyak persediaan yang harus dipesan kembali.
            Pertukaran data elektronik adalah suatu bentuk awal dari perdagangan elektronik yang pada intinya adalah suatu metode terotomatisasi dari pengiriman informasi dari komputer ke komputer.Pengaturan bersama sering didukung dengan kontrak terbuka, jangka panjang yang dianggap sebagai suatu kontrak abadi. Kontrak abadi tidak memiliki tanggal berakhir, tidak membutuhkan penawaran ulang, sehingga menurunkan resiko permintaan bagi pemasok.
Kinerja Jatuh Tempo : Solusi JIT
            Kinerja jatuh tempo adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menanggapi kebutuhan pelanggan. Sistem JIT memecahkan maslah kinerja jatuh tempo bukan dengan menimbun persediaan, tetapi dengan mengurangi tenggang waktu secara dramatis.
Menghindari Penghentian Produksi dan Keandalan Proses : Pendekatan JIT
            Kebanyakan penghentian produksi terjadi karena salah satu dari tiga alasan : kegagalan mesin, kecacatan bahan baku atau subperakitan, dan ketidaktersediaan bahan baku atau subperakitan. Memiliki persediaan adalah suatu solusi tradisional atas semua masalah tersebut.
Pemeliharaan Pencegahan Total. Kegagalan mesin nol adalah tujuan pemeliharaan pencegahan total. Dengan memberikan perhatian lebih pada pemeliharaan pencegahan, sebagian besar kegagalan mesin dapat dihindari.
Sistem Kanban. Untuk menjamin bahwa komponen atau bahan baku tersedia ketika dibutuhkan, digunakan sebuah sistem yang disebut sistem kanban. Ini adalah sebuah sistem informasi yang mengendalikan produksi melalui penggunaan tanda atau kartu. Kanban penarikan merinci kuantitas proses berikutnya yang harus ditarik dari proses sebelumnya. Kanban produksi merinci kualitas yang harus diproduksi oleh proses sebelumnya. Kanban pemasok digunakan untuk memberitahukan pemasok agar menyerahkan lebih banyak komponen; dan juga merinci komponen tersebut dibutuhkan.
Diskon dan Kenaikan Harga : Pembelian JIT versus Menyimpan Persediaan
            Secara tradisional, persediaan disimpan sehingga perusahaan dapat mengambil keuntungan diskon kuantitas dan melindungi diri dari kenaikan harga di masa mendatang atas barang yang dibeli. Tujuannya adalah untuk menurunkan biaya persediaan. Sistem JIT mencapai tujuan yang sama tanpa harus menyimpan persediaan. Solusi JIT adalah menegosiasikan kontrak jangka panjang dengan sejumlah kecil pemasok terpilih yang berlokasi sedekat mungkin dengan fasilitas produksi dan membangun keterbatasan pemasok secara lebih intensif.
Keterbatasan JIT                                               
            JIT bukan merupakan pendekatan yang dapat dibeli dan diterapkan dengan hasil segera. Implementasinya merupakan proses evolusioner, bukan revolusioner. Di sini dibutuhkan kesabaran. JIT sering kali disebut sebagai program penyederhanaan – namun ini bukan berarti ia mudah atau sederhana untuk diterapkan.
            Pekerja juga dapat terpengaruh oleh JIT. Dari studi yang dilakukan terlihat bahwa pengurangan dan peyangga persediaan secara tajam dapat menyebabkan arus kerja yang terpecah dan tingkat stress yang tinggi diantara para pekerja produksi. Kekurangan yang paling menonjol dari JIT adalah tidak adanya persediaan untuk menyangga berhentinya produksi. Pilihan lain, yang mungkin sebagai pendekatan pelengkap, adalah teori kendala (TOC).
Teori Kendala
            Setiap perusahaan menghadapi sumber daya yang terbatas dan permintaan yang terbatas atas setiap produk. Keterbatasan-keterbatasn ini disebut kendala.
Konsep Dasar
            TOC memfokuskan pada tiga             ukuran kinerja organisasi : throughput, persediaan, dan beban operasi. Throughput adalah tingkat di mana suatu organisasi menghasilkan uang melalui penjualan. Dalam istilah operasional, throughput adalah selisih antara pendapatn penjualan dan biaya variabel tingkat unit seperti bahan baku dan listrik. Persediaan adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi dalam mengubah bahan baku menjadi throughput. Beban operasi disefinisikan sebagai seluruh uang yang dikeluarkan organisasi untuk mengubah persediaan menjadi throughput.
Produk yang Lebih Baik. Produk yang lebih baik berarti kualitas yang lebih tinggi. Hal ini juga berarti bahwa perusahaan mampu memperbaiki produk dan menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara cepat ke pasar.
Harga yang Lebih Rendah. Persediaan yang rendah akan mengurangi biaya penyimpanan, biaya investasi per unit, dan beban operasi lainnya seperti lembur dan beban pengiriman khusus. Harga yang lebih rendah atau margin produk yang lebih tinggi dapat saja terjadi jika kondisi kompetitif tidak memerlukan pemotongan harga.
Daya Tanggap. Tingkat persediaan menandakan kemampuan perusahaan untuk merespon. Tingkat yang tinggi secara relatif terhadap pesaing akan mengakibatkan kelemahan kompetitif. Dengan kata lain, TOC menekankan pengurangan persediaan dengan mengurangi teggang waktu.
Langkah-langkah TOC.
            Teori kendala menggunakan lima langkah untuk mencapai tujuan memperbaiki kinerja organisasi :
1.      Mengidentifikasi kendala(-kendala) perusahaan.
2.      Mengeksploitasi kendala(-kendala) yang mengikat.
3.      Mensubordinasi apa saja yang lain dari keputusan yang dibuat pada langkah 2.
4.      Mengangkat kendala(-kendala) yang mengikat.
5.      Mengulangi proses.

4 komentar:

Akuntansi Manajemen - Keputusan Investasi Modal

Investasi modal digunakan untuk menjelaskan rencana manajer untuk mengeluarkan dana dalam jumlah besar untuk membiayai proyek-proyek yang memilliki implikasi jangka panjang. Investasi tidak hanya mencakup penanaman dana, tetapi pembelian barang dagangan dan peralatan merupakan investasi. Dalam hal ini, manajer harus secara hati-hati memilih proyek yang menjanjikan kembailan masa mendatang yang paling besar. Kepiawaian para manajer untuk membuat keputusan investasi modal merupakan faktor yang paling penting yang berpengaruh terhadapa perusahaan dalam jangka panjang.
Perencanaan Investasi
Jenis-jenis Keputusan Investasi Modal
Jenis-jenis keputusan investasi modal adalah:
1.      Keputusan pengurangan biaya
2.      Keputusan pelunasan pabrik dan fasilitas penggudangan
3.       Keputusan pemilihan mesin
4.      Keputusan untuk membeli atau menyewa
5.      Keputusan penggantian peralatan
Keputusan investasi modal dapat dibagi menjadi 2 kelompok:
1.      Keputusan penyaringan (Screening decision)
Adalah jenis keputusan yang berkaitan dengan apakah usulan proyek investasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.      Keputusan pemilihan (Preference decision)
Adalah jenis keputusan yang berkaitan dengan pemilihan beberapa alternative usulan proyek investasi.
Nilai Waktu Uang
Dalam pembuatan keputusan investasi modal, perlu digunakan teknik atau pendekatan yang mengakui nilai waktu uang. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa nilai satu rupiah pada hari ini lebih besar dbanding dengan nilai satu rupiah pada tahun yang akan datang. Kondisi ini juga berlaku dalam pemilihan alternative proyek investasi.
Teknik investasi modal yang mengakui kedua karakteristik investasi bisnis adalah teknik yang melibatkan arus kas yang didiskontokan(discounted cash flow), yaitu arus kas yang dinilai kembali menurut kesetaraan waktu. Dengan penilaian kembali tesebut, angka-angka rupiah dapat diperbandingkan satu sama lain dan perusahaan dapat pula mengetahui apakah sebuah usulan proyek investasi memenuhi standar (criteria) minimum yang telah ditetapkan atau tidak.
Ada dua pendekatan dalam pendiskontoan arus kas, yaitu:
1.      Metode Nilai Bersih Sekarang (Net Present Value/NPV)
Dengan metode NPV, penilaian sebuah usulan investasi dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
·         Seluruh arus kas masuk yang dijanjikan oleh sebuah proyek investasi dinilai tunaikan.
·         Seluruh arus kas keluar selama umur proyek juga dinilaitunaikan.
·         Nilai tunai arus kas masuk dijumlahkan dan nilai tunai arus kas keluar juga dijumlahkan.
·         Bandingkan nilai uang tunai arus kas masuk dan jumlah nilai tunai arus kas keluar.
Selisih antara kedua angka disebut dengan net present value. Angka ini digunakan untuk membuat keputusan menerima atau menolak sebuah usulan investasi. Jika nilai tunai arus kas masuk lebih besar dari jumlah nilai tunai arus kas keluar, maka usulan investasi tersebut diterima, demikian pula sebalikanya, jika jumlah nilai tunai arus kas masuk lebih kecil dibanding jumlah nilai tunai arus kas keluar, maka usulan investasi ditolak.
Mengapa analisis menekankan pada arus kas? Alasan utamanya adalah bahwa laba akuntansi dihitung berdasarkan konsep accrual yang mengabaikan timing arus masuk dan arus keluar kas. Meskipun informasi laba bersih sangat bermanfaat bagi keperluan lain, namun informasi laba bersih tidak digunakan dalam analisis pendiskontoan arus kas. Dengan demikian, manajer dapat mengabaikan informasi laba bersih dan lebih berkonsetrasi pada upaya mengidentifikasi arus kas yang berhubungan dengan sebuah proyek investasi.
Jenis-jenis arus kas, antara lain:
1.      Arus kas keluar, merupakan investasi awal (termasuk biaya instalasi), kenaikan modal kerja, reparasi dan pemeliharaan, dan kenaikkan biaya operasi.
2.      Arus kas masuk, merupakan kenaikkan pendapatan, penurunan biaya, nilai sisa/residu, dan pembebasan modal kerja.
Pemulihan investasi awal. Ketika menghitung nilai tunai sebuah proyek, depresiasi tidak dikurangkan , karena:
1)      Depresiasi merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas saat ini.
2)      Metode pendiskontoan arus kas secara otomatis memberikan kembalian investasi awal, sehingga pengurang depresiasi tidak diperukan.
Penyederhanaan asumsi. Dalam menggunakan metode arus kas yang didiskontokan, minimum ada dua asumsi yang disederhanakan, yaitu:
1.      Seluruh arus kas selain investasi awal dianggap terjadi pada akhir tahun.
2.      Seluruh arus kas yang dihasilkan oleh sebuah proyek investasi segera diinvestasikan kembali.
Pemilihan tingkat bunga (discount rate). Untuk menggunakan metode NPV, kita harus memilih tingkat kembalian untuk pendiskontoan arus kas menjadi nilai tunai. Tingkat kembalian yang digunakan dalam perhitungan biasanya merupakan tingkat bunga umum yang berlaku di pasar. Umunya mengacu pada biaya modal (cost of capital) perusahaan. Biaya modal adalah rata-rata tingkat kembalian yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada kreditur jangka panjang dan para pemegang saham untuk pengguna modal mereka. Yang dimaksud dengan modal terdiri dari modal asing (utang) dan modal sendiri (modal saham).


3.      Metode Tingkat Kembalian Internal (Internal Rate Of Return/IIR)
The time-adjusted rate of return (TARR) atau internal rate of return (IIR) adaah tingkat bunga yang dijanjikan oleh sebuah proyek investasi selama umur proyek tersebut. Tingkat bunga ini sering disebut dengan hasil (yield) sebuah proyek investasi. IIR dihitung dengan mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai tunai arus kas keluar dan nilai tunai arus kas masuk sebuah proyek. Dengan kata lain, IIR adalah tingkat bunga yang menghasilkan angka NPV sama dengan nol. Jadi IIR merupakan true interest yield yang dijanjikan olh sebuah proyek investasi.
Penggunaan angka Intenal Rate of Return
Tingkat kembalian minimum adalah tingkat kembalian yang diharapkan dari sebuah proyek investasi. Apabila angka IIR lebih besar atau sama dengan tingkat kembalian minimum yang diharapkan, maka usulan sebuah proyek dapat diterima. Jika angka IIR lebih kecil dari tingkat kembalian minimum, maka usulan investasi ditolak. Angka yang dijadikan patokan dasar untuk menetapkan tingkat kemalian minimum adalah biaya modal (cost of capital).
Biaya modal (cost of capital) sebagai alat penyaring usulan investasi. Jika perusahaan menggunakan metode IIR, biaya modal digunakan sebagai tarif penghambat (hurdle rate) yang harus dilewati oleh sebuah proyek investasi agar usulan proyek itu diterima.
Jika perusahaan menggunakan metode NPV, maka biaya modal dipakai sebagai tingkat bunga (discount rate) guna menghitung NPV untuk usulan proyek investasi.
Perbandingan Antara Metode NPV dan Metode IIR
1.      Metode NPV lebih mudah digunakan
2.      Asumsi yang dibangun dalam metode IIR memunculkan pertanyaan.
Yang menyebabkan perbedaan antara metode NPV dengan metode IIR adalah (1) metode NPV menganggap bahwa arus masuk kas akan diinvestasikan kembali pada tingakat kembalian tertentu, sedangkan metode IIR tingkat kembaliannya sama dengan IIR, (2) NPV mengukur kemampulabaan dalam angka absolute, sedangkan IIR mengukurnya dalam angka relative (%).
Capital Rationing
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam melakukan kajian dan pemilihan proyek-proyek dengan kendala dana untuk menghasilkan nilai maksimum bagi perusahaan disebut capital rationing, yaitu merupakan pendekatan dalam pemilihan berbagai alternative proyek investasi apabila perusahaan memiliki dana terbatas. Dalam pendekatan ini, nilai perusahaan dimaksimumkan dengan memilih kombinasi proyek yang merayap dana yang tersedia dan memaksimumkan jumlah NPV.
Proyek independen dan investasi parsial. Untuk memilih proyek investasi yang memaksimumkan jumlah NPV dapat digunakan indeks NPV apabila 2 kondisi ini terpenuhi, yaitu: (1) proyek investasi yang dianalisis bukan proyek yang saling meniadakan (mutually exclusive), dan (2) dimungkinkan investasi parsial. Indeks NPV dapat dihitung dengan membagi NPV dengan investasi awal.
Indeks NPV = NPV/Investasi awal
Investasi yang dapat dipecah (divisible investment), artinya investasi dapat dilakukan untuk sebagian saja, sedangkan investasi yang tidak dapat dipecah (indivisible investment), artinya nilai investasinya harus 100%.
Jika dana yang dimiliki oleh perudahaan tidak terbatas jumlahnya, maka proyek yang menghasilkan NPV tertinggilah yang akan dipilih dari proyek-proyek yang saling meniadakan. Namun jika dana yang tersedia terbatas, maka criteria NPV tidak dapat lagi digunakan karena pemilihan beberapa proyek akan mempengaruhi ketersediaan dana untuk proyek-proyek lainnya.
Pendekatan Lain Dalam Analisis Investasi Modal
Metode-metode untuk menganalisis investasi modal antara lain:
1.      Metode Periode Kembalian Investasi (Payback Method)
Periode kembalian investasi adalah waktu yang diberikan oleh sebuah proyek investasi untuk menutup investasi mula-mula dengan penerimaan kas yang dihasilkan oleh investasi tersebut. Metode periode kembalian investasi memusatkan perhatiannya pada rentang waktu tersebut. Anggapan dasar metode ini adalah semakin cepat waktu yang diperlukan oleh sebuah proyek investasi untuk menutup investasi awal, semakin baik proyek investasi tersebut. Untuk menghitung periode kembalian investasi dapat menggunakan rumus berikut:
Periode Kembalian = Investasi Awal/Arus Kas Masuk Bersih Tahunan
Kelebihan metode periode kembalian investasi:
o   Membantu manajer mengidentifikasi manakah diantara proposal yang “akan dipertimbangkan” untuk dievaluasi lebih lanjut dengan menggunakan metode-metode yang lebih akurat.
o   Bermanfaat bagi perusahaan yang baru yang kondisinya kekurangan kas.
o   Bermanfaat bagi industri yang produknya cepat usang.
2.      Metode Tingkat Kembalian Sederhana (Simple Rate Of Return Method)
Metode ini merupakan metode yang tidak melibatkan pendiskontoan arus kas masuk, namun lebih memfokuskan pada laba bersih akuntansi.
Postaudit Terhadap Proyek Investasi Terpilih
Postaudit sebuah proyek investasi yang terpilih merupakan tindak lanjut setelah sebuah usulan proyek investasi dipilih dan diterapkan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah kinerja proyek investasi yang diharapkan benar-benar dapat dicapai, selain itu untuk menilai apakah data dan informasi yang digunakan sebagai bahan pertimbangan membuat keputusan mau memilih alternative proyek investasi cukup akurat dan menggambarkan kondisi sesugguhnya.
Investasi Modal di Lingkungan Industri Maju
Di lingkungan industri maju, investasi jangka panjang umumnya berhubunga dengan otomasi (komputerisasi) pabrik. Sebelum komitmen terhadap otomasi dilakukan, sebuah perusahaan seharusnya meningkatkan efisiensi penggunaan teknologi yang sekarang dipakai. Berbagai manfaat dapat diperoleh dari perencanaan rancangan ulang da penyederhanaan proses manufaktur yang dilakukan sekarang.
Jika manfaat dari perencanaan ulang dan penyederhanaan telah dicapai, barulah dapat dilihat secara jelas apakah otomasi dapat menghasikan tambahan biaya. Lingkungan manufaktur baru menghendaki bahwa perhatian sekarang lebih diarahkan pada input yang digunakan dalam model pendiskontoan arus kas.
Investasi dalam system manufaktur biasanya lebih mudah diidentifikasi, karena hamper semua investasi digunakan untuk pembelian peralatan produksi. Estimasi arus kas operasi dari investasi dalam peralatan standar umumnya bersandar pada manfaat wujud yang dapat diidentifikasikan secara jelas, seperti peghematan biaya tenaga kerja. Di lingkungan manufaktur baru, manfaat tak berwujud dan manfaat tidak langsung nilainya sangat material dan penting bagi kelayakan sebuah proyek.

5 komentar:

Template by Clairvo Yance
Copyright © 2012 My Notes and Blogger Themes.